Mengenal Polutan Udara
Rahasia Mematikan yang Bersembunyi di Paru-paru Anda: Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Polusi Udara!
10 November 2024

Sumber: idntimes.com
Kesehatan paru-paru terancam salah satunya karena faktor polusi udara. Bahkan, beberapa penyakit pernapasan kronis menjadi lebih buruk jika terpapar polusi udara secara signifikan. Menurut Laporan Kualitas Udara Dunia tahun 2023, Indonesia menduduki posisi pertama sebagai negara paling berpolusi di wilayah Asia Tenggara.
Bayangkan setiap tarikan napas Anda mengandung partikel-partikel berbahaya yang tak terlihat. Polusi udara bukanlah sekedar kabut tipis yang mengaburkan pemandangan, tetapi ancaman nyata yang mengintai di setiap sudut kota. Dari kendaraan bermotor hingga pabrik-pabrik besar, sumber polusi udara ada di mana-mana dan dampaknya sangat luas, mulai dari kesehatan manusia hingga perubahan iklim.
Artikel ini akan mengupas tuntas fenomena polusi udara: dari definisi dan jenis-jenis polutan, sumber-sumber utama yang menyumbang emisi, hingga dampak-dampak mengerikan yang ditimbulkannya.
Pengertian Polutan Udara
Polusi udara adalah kondisi di mana udara tercemar oleh zat-zat berbahaya, baik dari sumber alami maupun aktivitas manusia, yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia, ekosistem, dan lingkungan secara keseluruhan. Sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1407 tahun 2002 tentang Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, polusi udara merupakan masuknya atau dimasukkannya zat, energi, atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Jenis-jenis Polutan
Polutan udara dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu polutan primer dan polutan sekunder, berdasarkan cara pembentukannya di atmosfer.
Polutan Primer
Polutan primer adalah zat pencemar yang langsung dilepaskan ke atmosfer dari sumbernya dan tetap dalam bentuk aslinya sebagai polutan. Polutan ini berasal dari proses alami atau aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, proses industri, dan kebakaran hutan. Contoh umum dari polutan primer meliputi:
Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, terutama dari kendaraan bermotor. dan proses pembakaran di rumah tangga. Gas ini sangat berbahaya karena dapat mengikat hemoglobin dalam darah, menggantikan oksigen yang seharusnya dibawa ke seluruh tubuh. Paparan CO dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, keracunan, dan bahkan kematian.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang, seperti batu bara dan minyak bumi, serta aktivitas vulkanik.Polutan ini dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan serta memperburuk masalah pernapasan, terutama pada penderita asma. Selain itu, SO2 dapat bereaksi dengan zat lain di atmosfer, membentuk partikel sulfat yang berkontribusi pada pembentukan hujan asam dan merusak tanaman serta lingkungan.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar pada kendaraan dan pembangkit listrik. NO2 merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ozon troposfer dan partikel halus di udara. Selain itu, NO2 dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, meningkatkan risiko infeksi paru-paru, serta memperburuk gejala pada penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Terdiri dari partikel padat atau cair yang ukurannya sangat kecil dan dihasilkan oleh proses industri, konstruksi, serta pembakaran kayu dan bahan bakar fosil. Karena ukurannya yang kecil, terutama PM2.5, partikel ini dapat masuk jauh ke dalam paru-paru saat terhirup, bahkan menembus ke dalam aliran darah, dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan kondisi kesehatan lainnya.
Polutan primer ini langsung berdampak pada kesehatan dan lingkungan, menyebabkan gangguan pernapasan, pencemaran air dan tanah, serta kerusakan tumbuhan.
Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia antara polutan primer dan unsur lain, seperti sinar matahari, air, atau senyawa kimia lainnya. Karena terbentuk dari reaksi di udara, polutan sekunder tidak berasal langsung dari sumber emisi, tetapi berkembang seiring waktu dan bisa menyebar jauh dari sumber asalnya. Contoh polutan sekunder meliputi:
Terbentuk dari reaksi antara nitrogen dioksida (NO2) dan senyawa organik volatil (VOC) di bawah paparan sinar matahari. Ozon di lapisan bawah atmosfer ini bersifat berbahaya bagi kesehatan pernapasan dan merusak tanaman.
Terbentuk ketika nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) bereaksi dengan uap air di atmosfer, menghasilkan hujan asam yang dapat merusak bangunan, tumbuhan, dan ekosistem air.
Polutan sekunder cenderung lebih sulit dikendalikan karena terbentuk melalui reaksi kimia yang kompleks di atmosfer dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu dan sinar matahari.
Sumber Utama Penyumbang Polusi Udara
Aktivitas manusia yang menghasilkan emisi polutan dalam jumlah besar masih menjadi penyumbang Utama polusi udara. Terutama kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel. Pembakaran bahan bakar ini menghasilkan karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel halus (PM10 dan PM2.5), yang semuanya berkontribusi pada penurunan kualitas udara, khususnya di daerah perkotaan dengan jumlah kendaraan yang tinggi. Emisi dari sektor transportasi tidak hanya memperburuk kualitas udara lokal tetapi juga meningkatkan konsentrasi polutan secara global dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Selain transportasi, pembangkit listrik dan industri juga merupakan sumber utama polusi udara. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, minyak, atau gas untuk menghasilkan energi melepaskan sejumlah besar polutan primer, seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus ke atmosfer. Proses industri, termasuk pabrik semen, baja, dan kimia, juga menghasilkan emisi yang signifikan serta zat berbahaya lainnya. Selain itu, kegiatan industri sering kali mencakup pembakaran atau pemanasan material, yang menambah beban polutan di udara. Pencemaran dari industri dan pembangkit listrik sering kali menciptakan polusi udara yang meluas, karena emisi dari sumber ini dapat tersebar jauh dari lokasi asalnya.
Sumber lainnya adalah pembakaran biomassa dan aktivitas pertanian, termasuk pembakaran lahan pertanian, kebakaran hutan, dan pembakaran limbah. Kegiatan ini melepaskan sejumlah besar partikel halus, karbon monoksida, serta senyawa organik volatil (VOC) ke udara. Di beberapa negara berkembang, penggunaan bahan bakar padat seperti kayu dan arang untuk memasak dan memanaskan rumah tangga masih lazim, yang juga menghasilkan polusi dalam ruangan yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Aktivitas pertanian juga menyumbang polusi udara melalui pelepasan amonia (NH3) dari pupuk dan proses pembusukan bahan organik, yang berkontribusi pada pembentukan partikel halus di atmosfer. Sumber-sumber ini merupakan tantangan besar dalam upaya mengurangi polusi udara, terutama di wilayah-wilayah yang belum menerapkan teknologi ramah lingkungan.